Mendaki gunung merupakan aktivitas yang keras, penuh tantangan,
risiko dan kesulitan. Dalam pelaksanaannya aktivitas ini membutuhkan
keterampilan, kecerdasan dan kekuatan fisik yang baik. Kondisi fisik
yang baik merupakan kunci keberhasilan dan yang lebih penting lagi
keamanan seluruh kelompok bergantung pada kekuatan atau kelemahan
anggota kelompok. Seperti pentingnya kondisi fisik, sikap mental kita
juga dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan. Kita memerlukan sikap
positif, realistis, dan kejujuran pada diri kita sendiri. Sebab pada
hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan
diri dan untuk bisa menyatu dengan alam dan keberhasilan dalam melewati
suatu medan pendakian yang sulit menunjukkan keunggulan dalam melawan
rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.
Di
Indonesia kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak 1964 ketika
pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan
berhasil puncak Soekarno di Pegunungan Jayawijaya. Pendaki Indonesia
tersebut adalah Soedarto, Soegirin dan Fred Atabe dari Jepang. Pada
tahun yang sama (1964) mulailah berdiri perkumpulan - perkumpulan
pendaki gunung, dimulai oleh berdirinya Perhimpunan Penempuh Rimba dan
Pendaki Gunung Wanadri dan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia
(MAPALA UI) di Jakarta kemudian diikuti oleh perkumpulan - perkumpulan
lainnya di berbagai kota di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar